Yudhistira (Puntodewo)
Yudhistira adalah putra sulung Prabu Pandu Dewanata dan Dewi Kunti. Ia lahir dari mantra yang diucapkan Kunti untuk memanggil Dewa Yama, dewa keadilan, sehingga Yudhistira dianugerahi sifat kejujuran dan keadilan yang luar biasa.
Nama Yudistira dibentuk dari kata yuddha dan sthira yang dalam bahasa Sanskerta Hindu bermakna "teguh dalam peperangan". Dalam kisah wayang Pandawa, Yudhistira dikenal karena komitmennya yang teguh terhadap kebenaran dan dharma. Ia selalu berusaha untuk melakukan hal yang benar, meskipun dihadapkan pada situasi yang sulit.
Sebagai seorang pemimpin, dikisahkan Yudhistira sering kali harus membuat keputusan yang berat. Namun, ia selalu berusaha untuk bersikap adil demi kebaikan bersama. Selain itu, raja Yudhistira tidak mau menggunakan pakaian keemasan karena kesederhanaan pakaian senantiasa diterapkan.
Baca juga : Kisah Wayang Bima Bungkus: Simbol Kekuatan, Takdir, dan Keberanian Pandawa
Istri Yudhistira adalah Dewi Dropadi. Yudhistira dan Drupadi memiliki seorang anak bernama Raden Pancawala. Yudhistira dikenal sebagai titisan Dewa Yama, dewa akhirat. Ia memiliki karakter bijaksana, sabar, dan pemaaf.
Bima (Bimasena/Werkodara)
Bima atau werkodara adalah tokoh utama dalam epos Mahabharata. Ia adalah putra Kunti dan dikenal sebagai anggota Pandawa yang memiliki kekuatan luar biasa. Bima lahir atas pembacaan mantra yang dilakukan Kunti kepada dewa Bayu. Meskipun berpenampilan keras dan mampu menakutkan musuh, Bima sebenarnya berhati lembut.
Selain itu, dikisahkan Bima memiliki saudara seayah yang terkenal, yaitu Hanoman, sosok wanara yang menjadi tokoh penting dalam kisah Ramayana. Dalam pewayangan Bima digambarkan sebagai adik kedua dari Yudhistira yang memiliki keberanian, kepatuhan dan teguh pendirian serta jujur.
Baca juga : Mari Menyongsong Kebangkitan Wayang di Tengah Gempuran Modernisasi
Siapa yang tidak mengenal Arjuna, tokoh pewayangan satu ini terkenal akan wajahnya yang rupawan serta kepandaiannya dalam memanah. Arjuna juga digambarkan berhati lemah lembut.
Dalam Mahabharata diriwayatkan ia merupakan putra ke tiga Prabu Pandu, raja di Hastinapura dengan Kunti atau Perta, putri Prabu Surasena, raja Wangsa Yadawa di Mathura, yang membacakan Mantra untuk memanggil dewa Indra, pemimpin para Dewa.
Dalam pewayangan, Arjuna digambarkan berbadan kecil tetapi sangat kuat dan mahir berperang, hingga menjadi satria andalan dewata. Bukan hanya itu, Arjuna juga digambarkan memiliki pribadi berwatak baik, tingkah laku halus (membuatnya disukai orang banyak), rendah hati, dewasa, memiliki keteguhan hati, pantang menyerah, dan siap membantu siapa saja termasuk dewa.
Arjuna juga sebenarnya memiliki banyak istri namun yang kerap kali ditonjolkan dalam setiap lakon wayang hanya Drupadi.
Nakula merupakan anak dari pandu dan istri keduanya Madri. Dalam kitab Mahabharata, Nakula digambarkan sebagai sosok yang sangat tampan dengan wajah yang memikat. Dropadi bahkan menyebut Nakula sebagai suami paling tampan di dunia.
Namun, Nakula memiliki kelemahan, yaitu cenderung membanggakan ketampanannya. Hal ini diungkapkan oleh Yudistira dalam kitab Mahaprasthanikaparwa, Selain memiliki penampilan yang menarik, Nakula juga ahli dalam merawat kuda dan memiliki keahlian khusus di bidang astrologi.
Perbedaan antara wayang Nakula dan Sadewa dapat dikenali dari bentuk dahi masing-masing, di mana Nakula memiliki dahi lebar. Meskipun secara fisik Nakula dan Sadewa adalah kembar identik, keduanya memiliki kepribadian yang berbeda.
Nakula dikenal sebagai sosok yang pendiam dan penuh pemikiran. Nakula cenderung merenungkan dan mendalami setiap hal yang akan dikerjakan. Nakula hanya akan mengungkapkan pemikirannya jika diminta pendapatnya. Ekspresi wajah Nakula dalam pewayangan menggambarkan pribadi yang tangguh, rendah hati, berperilaku halus, dan bijaksana.
Sadewa merupakan saudara kembar dari Nakula. Pada wayang purwa, Sadewa memiliki ciri wajah terdapat mata gabahan, hidung miring, mulut tertutup, dan jarang berbicara. Ia dihiasi sumping kembang kluwih di telinga, dengan rambut bergaya supit urang dan lungsen di atas dahi. Perbedaan dengan Nakula, Sadewa berdahi ciut sinom atau sempit.
Sadewa dikenal cerdas, pandai berbicara, dan seorang komandan yang mampu membangkitkan semangat prajurit. Wajahnya dalam dalam pewayangan dibuat seperti karakter yang mencerminkan sifat tangguh, rendah hati, halus, dan bijaksana. Itulah Tokoh wayang Pandawa yang memiliki keunikan masing-masing pada setiap karakternya, saat ini tugas kita hanya terus melestarikan budaya dan sejarah pewayangan di Indonesia.
(Dinas Kebudayaan DKI Jakarta/Youtube Jawa Saja/Jurnal Seni dan Budaya Representasi Tokoh Pewayangan Purwa Pandawa Gagrag Surakarta Universitas Kristen Setya Wacana/Z-3)
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ksatria Pandawa 5 adalah serial televisi kolosal Indonesia produksi Genta Buana Paramita yang ditayangkan perdana 11 Agustus 2014 di Trans TV. Serial ini dibintangi oleh Rico Verald, Selvi Kitty, dan Ario Gumilang.[1][2][3][4]
Bobo.id - Wayang merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang sudah terkenal.
Ada banyak tokoh pewayangan yang sering dimainkan, tapi tokoh Pandawa Lima menjadi tokoh yang paling terkenal.
Kali ini, kita akan belajar tentang beberapa tokoh pewayangan yaitu Pandawa Lima.
Pandawa Lima adalah sebutan untuk lima bersaudara pada tokoh pewayangan pada kisah Mahabharata.
Dalam bahasa Sansekerta Pandawa berarti anak dari Panduk yang pada penokohan ini merujuk pada sosok Raja Astina, yaitu Prabu Pandu Dewanata.
Tokoh Pandawa Lima ini Merupakan putra Prabu Pandu Dewanata dengan dua istrinya yaitu Dewi Kunti dan Dewi Madrim.
Kelima putra dari Prabu Pandu itu memiliki karakter atau sifat yang khas dan berbeda-beda.
Berikut akan dikenalkan kelima tokoh pewayangan terkenal dari kisah Mahabarata.
Lima bersaudara yang dikenal dengan nama Pandawa ini memiliki kelebihan yang berbeda-beda. Berikut lima tokoh tersebut.
Untuk mengenal kelima tokoh itu lebih jauh, mari simak pembahasan berikut ini.
Baca Juga: 5 Contoh Kesenian Tradisional Indonesia dan Penjelasannya, Materi PPKn
Dari lima bersaudara itu, anak yang paling tua adalah Yudhistira.
Yudhistira merupakan putra dari Prabu Pandu Dewanata dengan Dewi Kunti.
Putra pertama ini juga dikenal dengan ama Prabu Puntadewa yang dipercaya sebagai jelmaan Dewa Yama yang memerintah di Kerajaan Amarta.
Sosok Yudhistira adalah karakter yang bijaksana dan hampir tidak pernah berbuat dusta atau bogong selama hidupnya.
Selain itu, tokoh Yudhistira ini juga memiliki moral yang sangat tinggi dan merupakan tokoh yang pemaaf.
Tokoh selanjutnya adalah Bima yang merupakan putra kedua dari Prabu Pandu Dewanata dengan Dewi Kunti.
Putra kedua ini memiliki cukup banyak nama lain, seperti Bratasena, Balawa, Birawa, Dandungwacana, Nagata, Kusumayuda, Kowara, Pandusiwi, Bayusuta, Sena, Wekudara, Wijasena, dan Jagal Abilawa.
Namun, dari semua nama lain Bima ini, nama Raden Werkudara yang paling terkenal dan merupakan sebutan untuk kesatria di Jodhipati.
Sosok Bima ini dipercaya sebagai jelmaan Dewa Bayu, hingga membuatnya memiliki julukan Bayusutha.
Tokoh pewayangan ini digambarkan sebagai sosok yang kuat, bersifat kasar, menakutkan di mata musuh, namun memiliki hati yang sangat lembut.
Selain itu, Bima juga memiliki sifat uang gagah berani, teguh, kuat, tabah, jujur, dan patuh.
Baca Juga: Disebut Warisan Budaya Tak Benda, Bagaimana Cara Melestarikan Wayang?
Bima memiliki senjata istimewa yang bernama Gada Rujakpala dan Kuku Pancanaka.
Putra ketiga dari Prabu Pandu Dewanata adalah Arjuna dan merupakan anak dari Dewi Kunti.
Arjuna juga terkenal dengan nama lain, yaitu Permadi, Janaka, Wibatsuh, Parta, Dananjaya, dan Palguna.
Menurut pewayangan Arjuna adalah jelmaan dari Dewa Indra yang memimpin kerajaan di Madukara dan merupakan dewa perang.
Sosok Arjuna digambarkan sebagai sosok ksatria yang cerdik dan suka berkelana, bertapa serta mencari ilmu.
Arjuna merupakan tokoh yang sangat mahir tentang ilmu peperangan.
Ia juga memiliki banyak sekali pusaka dalam bentuk senjata seperti Keris Pulanggeni, Panah Pasopati, Panah Sarotama, Busur Gandiwa, dan Terompet Dewadata.
Arjuna juga digambarkan memiliki karakter yang mulia, berjiwa ksatria, mempunyai iman kuat, dan gagah berani.
Putra keempat adalah Nakula yang merupakan salah satu dari putra kembar Prabu Pandu Dewanata dengan Dewi Madrim.
Seperti saudara lainnya, Nakula memiliki nama lain yaitu Tripala atau Raden Pinter.
Nakula merupakan penjelmaan dari Dewa Kembar Aswin atau dewa pengobatan.
Baca Juga: 8 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang Diakui UNESCO, Ada Wayang hingga Kapal Pinisi
Tokoh satu ini digambarkan sebagai sosok yang pandai dalam memainkan senjata dan merupakan ksatria pedang yang tanggung.
Karakter dari Nakula adalah jujur, setia, dapat menjaga rahasia, patuh pada orang tua dan suka membalas budi.
Putra kelima adalah Sadewa yang merupakan salah satu dari anak kembar Dewi Madrim dengan Prabu Pandu Dewanata.
Nama lain dari Sadewa adalah Raden Darmagranti atau Raden Tangsen.
Sama seperti Nakula, Sadewa juga dikenal sebagai jelmaan Dewa Kembar Aswin.
Sadewa digambarkan sebagai sosok yang ahli dalam ilmu astronomi dan berkarakter rajin, bijaksana, setia, bisa menjaga rahasia, taat kepada orang tua serta senang membalas budi.
Nah, itu lima tokoh Pandawa yang terkenal dalam pewayangan Jawa pada cerita Mahabarata.
Baca Juga: 6 Contoh Seni Pertunjukan Tradisional Indonesia Sebagai Bentuk Keragaman Budaya, Materi IPS
Siapa istri Prabu Pandu Dewanata?
Petunjuk: cek di halaman 1!
Lihat juga video ini, yuk!
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
Hadir Lagi, Ada Apa Saja di AIA Healthiest Schools 2024-2025?
100%100% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat
0%0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaat
Wayang Pandawa 5 ini adalah replika dari Wayang klithik yang merupakan salah satu kekayaan warisan budaya Indonesia.
Cerita pewayangannya mirip dengan Wayang Golek dari Jawa Barat yang berbentuk boneka, Perbedaannya adalah wayang klitik terbuat dari kayu berbentuk pipih seperti wayang kulit.
Souvenir Premium Wayang Gunungan Pandawa 5 Logam Stage Kayu ini terbuat dari bahan Alumunium, dengan stage kayu finishing Doff. Plat tulisan dari kuningan / Plat Gravo.
P. 32 cm | L. 7 cm | T. 25 cm
Hardbox Batik Exclusif
Free Costum Tulisan & Logo (PreOrder min 3-4 minggu)
Free Ongkir Japan, (Malaysia, Korea Hongkong silahkan Chat Admin)
nb : Untuk Harga & pengiriman di luar Japan silahkan chat admin Via Wa ( +6287777130192 )
5 Tokoh Pandawa Beserta Karakter dan Gambarnya Lengkap – Pandawa merupakan sosok sentral dalam kitab mahabarata.
Dalam kitab tersebut termaktub cerita bahwa pandawa merupakan putra dari Prabu Pandu Dewanata dari dua istri yang berbeda.
Dari pernikahan yang pertama dengan dewi Kunti, Prabu Pandu Dewanata dianugerahi tiga putra yakni Yudistira, Bima, dan Arjuna.
Sementara dari pernikahannya yang kedua dengan Dewi Madrim, Prabu Pandu Dewanata mendapat sepasang anak kembar bernama Nakula dan Sadewa.
Tokoh Pandawa Beserta Karakter dan Gambar
Dalam kisah pewayangan masing-masing dari Pandawa memiliki watak dan karakter yang berbeda.
Di bawah ini adalah penjelasan secara lengkap mengenai karakter sekaligus gambar wayang dari para tokoh Pandawa.
https://kompasiana.com/i
Sosok pertama dan merupakan tokoh pandawa yang tertua adalah Yudhistira. Menurut kisah Mahabarata versi Jawa, sosok ini memiliki nama lain Raden Puntadewa.
Tokoh Pandawa Yudhistira ini diceritakan memiliki karakter yang sangat bijaksana, sepanjang hidupnya hanya satu kali melakukan kebohongan.
Meskipun memiliki kesabaran yang diatas rata-rata. Dalam suatu lakon, sosok ini mengalami suatu kejadian yang membuatnya sangat murka.
Saking marahnya membuatnya bertiwikrama atau berubah menjadi raksasa. Beruntung ia dapat segera menghentikan kemarahannya sebelum murkanya menghancurkan dunia.
Ada sedikit perbedaan dalam penggambaran sosok ini dalam versi India dengan versi Jawa. Jika pada pewayangan India ia merupakan salah satu suami dari Dewi Drupadi yang bersuami lima.
Namun, dalam dunia pewayangan Jawa ia merupakan satu-satunya suami dari Dewi Drupadi.
Di saat perang Mahabarata berakhir dengan kemenangan berada di pihak Pandawa. Yudhistira mendapat gelar baru yakni Prabu Kalimataya.
Selain itu di akhir parwa dari Mahabarata ketika para pandawa melakukan penebusan dosa dengan mendaki gunung Mahameru.
Hanya Yudhistira yang ditemani oleh seekor anjing yang mampu mencapai puncaknya. Sesampai puncak Yudistira menolak masuk surga karena di sana ia melihat banyak kurawa mendapatkan kenikmatan surgawi.
Yudhistira memilih tinggal di neraka bersama saudara dan istrinya yang sedang mengalami penyucian atas segala dosa yang diperbuat selama hidup di dunia.
Penolakan Yudhistira ini membuat para dewa kagum dengan kebeningan hati Yudhistira. Maka tak lama kemudian terjadilah keajaiban. Surga yang penuh kenikmatan berubah menjadi neraka yang penuh dengan siksaan.
Sementara neraka yang semula berisi siksasaan tiba-tiba berubah menjadi surga yang penuh dengan kenikmatan.
Kumpulan Cerita Mitos di Indonesia yang Terkenal dan Menarik untuk Diketahui
https://wikimedia.org/
Dalam pewayangan Jawa sosok yang merupakan tokoh Pandawa yang kedua dari Pandawa lima ini dikenal memiliki banyak nama.
Bima memiliki nama lain seperti Brantasena, Bayuseta, Werkudara, Jagal Abilawa dan masih banyak nama lainnya.
Sosok ini digambarkan dengan perawakan yang tinggi dan gagah perkasa. Sosok Bima merupakan tipe orang yang tidak suka berbasa-basi.
Ia cenderung berbicara apa adanya dan cenderung kasar. Bahkan dalam pewayangan Jawa sosok ini digambarkan tidak pernah menggunakan bahasa krama ketika sedang bicara dengan siapapun termasuk kepada para dewa.
]ada yang menarik dari sosok Bima bagi masyarakat Jawa. Di masa Jawa Kuna sosok ini sempat dipuja layaknya seorang dewa.
Hal ini diperkirakan karena banyak masyarakat Jawa Kuna menilai bahwa sosok Bima merupakan penjelmaan dari Dewa Siwa.
Berdasarkan penelitian para ahli, pemujaan Bima pada masa Jawa Kuna ini dilakukan oleh sejumlah kalangan.
Selain dilakukan kalangan petani. Pemujaan Bima juga dilakukan oleh para ksatria. Para petani yang melakukan pemujaan terhadap Bima ini meyakini bahwa dengan memuja Bima akan mendapat berkah kesuburan.
Pemujaan terhadap sosok Bima dalam bidang pertanian ini memiliki sangkut paut dengan legenda terbentuknya sungai serayu yang konon dibuat dengan menggunakan alat kelamin Bima.
Sementara para ksatria yang melakukan pemujaan terhadap sosok Bima mengharap memiliki kekuatan dan keberanian seperti yang dimiliki Bima.
Pemujaan terhadap sosok Bima sendiri mencapai masa keemasan di era Majapahit. Di dunia pewayangan. Sosok Bima digambarkan memiliki senjata berupa gada rujakpolo dan kuku sakti yang benama Pancanaka.
Ringkasan Cerita Fabel 3 Paragraf Musang dan Anak Ayam Beserta Pesan Moralnya
Tokoh Pandawa Arjuna atau yang juga sering disebut Janaka ini merupakan sosok dalam kisah Mahabarata yang digambarakan memiliki ketampanan luar biasa.
Hampir seluruh wanita yang ada di dalam kisah Mahabarata baik yang berasal dari bangsa manusia maupun bangsa bidadari dapat ditaklukkan hatinya oleh Arjuna.
Beberapa versi wayang Jawa menyebutkan Arjuna memiliki ribuan istri. Tapi, satu orang wanita yang tidak mampu direbut hatinya oleh Arjuna. Wanita itu merupakan Dewi Anggraeni yang merupakan istri dari raden Ekalaya.
Arjuna sendiri memiliki banyak nama lain Permadi, Janaka, Wibatsuh, Parta, Dananjaya, dan Palguna.
Arjuna adalah putra bungsu dari pernikahan Prabu Dewanata dengan Dewi Kunti. Sosok Arjuna digambarkan sebagai seseorang yang haus ilmu.
Ia sering bertapa di goa-goa keramat untuk menambah kekuatan batinnya. Selain itu ia juga berguru kepada banyak resi dan begawan untuk menambah luas pengetahuannya.
Ada banyak senjata sakti yang dimiliki oleh Arjuna. Beberapa senjata sakti milik Arjuna adalah panah pasupati, terompet dewadatta dan busur gandiwa.
Selain itu bisa dikatakan Arjuna adalah anak emas dari resi Dorna. Saking cintanya kepada murid kinasihnya. Resi Dorna rela melakukan apa saja agar Arjuna menjadi pemanah nomor satu di dunia.
Demi menjadikan Arjuna seorang pemanah nomor satu di dunia. Resi Dorna bahkan sampai memotong jari Raden Ekalaya dan memasangkan potongan jari tersebut pada tangan Arjuna.
Tokoh pandawa selanjutnya adalah Nakula yang memiliki nama lain Raden Pinten. Ia merupakan putra pertama Prabu Pandu Dewanata dengan Dewi Madrim.
Sosoknya merupakan penjelmaan dari Batara Aswin. Di dalam lakon Mahabarata sosok ini selain memiliki kemampuan memainkan berbagai senjata yang luar biasa.
Ia juga memiliki keahlian dalam urusan pengobatan. Selain itu Nakula dalam kisah pewayangan Jawa digambarkan memiliki kepandaian menunggang kuda yang luar biasa.
Kesaktian lain yang dimiliki oleh Nakula adalah ajian Pranawajati yakni sebuah ajian yang membuatnya tidak bisa melupakan semua yang pernah dilihat, dirasakan dan dipelajarinya.
Salah satu pusaka sakti yang dimiliki Nakula adalah sebuah cupu yang berisi air kehidupan pemberian dari Dewa Indra.
Contoh-contoh Dongeng Mite Terpopuler yang Seru dan Menarik
Sosok yang merupakan bungsu dari pernikahan Prabu Pandu Dewanata dengan Dewi Madrim yang juga merupakan bungsu dari Pandawa ini juga memiliki banyak sekali kesaktian.
Salah satu kesaktian yang dimiliki Sadewa adalah kemampuan dalam hal peruwatan.
Pada sebuah lakon pewayangan Jawa, tokoh Pandawa Sadewa dikisahkan mampu meruwat Bathari Durga kembali ke wujud aslinya yakni Dewi Uma yang cantik jelita.
Dalam kisah pewayangan versi India dikisahkan bahwa Nakula merupakan anggota Pandawa yang berhasil membunuh Patih Sangkuni.
Hal ini berbeda dengan kisah pewayangan Jawa yang menyebutkan bahwa Patih Sangkuni mati di tangan Bima.
Sadewa dalam pewayangan Jawa diceritakan hanya memiliki satu orang istri yang merupakan putri dari Resi Tambapetra.
Ia mendapatkan putri tersebut sebagai hadiah karena telah mampu menyembuhkan penyakit mata yang diderita Resi Tambapetra.
Keahlian lain yang dimiliki oleh Sadewa adalah meramal nasib. Apa yang diramal Sadewa dikisahkan selalu menjadi kenyataan.
Demikianlah kelima sosok Pandawa beserta karakternya. Semoga melalui artikel ini membuat lebih paham karakter wayang dalam kisah pandawa, baik dari versi pewayangan India maupun versi pewayangan Jawa.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:
Kost Dekat UNPAD Jatinangor
Kost Dekat UNDIP Semarang
Kost Dekat Unnes Semarang
Kost Dekat ITB Bandung
Kost Dekat ITS Surabaya
Kost Dekat Unesa Surabaya
Kost Dekat UNAIR Surabaya
Kost Dekat UIN Jakarta
Sifat atau karakter Tokoh Pandawa dalam Pewayangan
BERBICARA wayang tentunya kita diingatkan akan kisah Mahabharata. Salah satu karakter yang cukup menarik perhatian adalah wayang Pandawa Lima. Pandawa tidak hanya dikenal karena parasnya yang gagah dan tampan, juga nilai-nilai dan karakter unik yang dimiliki setiap tokohnya.
Pandawa Lima merupakan anak-anak dari Prabu Pandu yang mendapat anugerah dari para dewa. Keberadaan mereka tidak lepas dari peran seorang resi yang memberikan mantra khusus kepada Kunti, istri Prabu Pandu, agar dapat memiliki keturunan.
Pada suatu masa, Prabu Pandu meninggalkan kerajaan Hastinapura untuk menjalani kehidupan sebagai pertapa guna menebus dosa-dosanya, sementara kerajaan tersebut diwariskan kepada kakaknya, Dretarastra.
Baca juga : Ramayana: Kisah Abadi Rama dan Sinta yang Penuh Cinta dan Perjuangan
Dretarastra, yang buta, memimpin kerajaan Hastinapura dengan 99 anak laki-laki yang dikenal sebagai Kurawa. Meskipun Pandawa Lima dijanjikan untuk menerima kerajaan setelah mereka tumbuh dewasa, para Kurawa yang dipimpin Duryudana justru tumbuh menjadi individu yang tamak akan kekuasaan dan sering berusaha menyingkirkan Pandawa Lima.
Walau begitu, Pandawa Lima memiliki kekuatan istimewa yang melebihi 99 sepupu mereka dari keluarga Kurawa. Keistimewaan ini tidak hanya terletak pada kekuatan fisik, tetapi juga pada sifat-sifat luhur mereka. Karakter Pandawa Lima yang penuh dengan kebaikan, keramahan, dan keadilan menjadikannya tokoh yang sangat dihormati dan dicintai banyak orang.
Melalui cerita Pandawa Lima, wayang memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya keadilan, kebaikan, dan perjuangan untuk kebenaran, yang tetap relevan hingga saat ini. Maka, tidak heran jika tokoh Pandawa selalu mendapat tempat khusus di hati penonton wayang, baik sebagai hiburan maupun sebagai sumber inspirasi dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga : Mahabharata: Kisah Abadi Pandawa dan Kurawa dalam Perebutan Tahta dan Kehormatan
Persaudaraan Tokoh Pandawa Lima
Meski lahir dari rahim yang berbeda, tetapi kelimanya dapat hidup rukun dan saling mengasihi satu sama lain.
Salah satu penyebabnya adalah karena semenjak Nakula dan Sadewa kecil. Keduanya telah ditinggal wafat ayah dan ibunya. Sehingga Dewi Kunti yang merawat mereka hingga dewasa.
Dalam kisah mahabarata, dituliskan bahwa Pandawa merupakan lambang kebajikan dan kebaikan yang berperang melawan kejahatan yang dalam hal ini diwakili oleh Kurawa.
5 Tokoh Ramayana Beserta Karakter dan Gambarnya Lengkap